Oleh Astis F
Integrasi pemanfaatan smartphone oleh peserta didik dalam dunia pendidikan ialah hal yang niscaya. Paradigma yang salah tentang penggunaan smartphone oleh anak-anak usia sekolah mengakibatkan pembatasan penggunaan gawai tersebut, biasanya akan kita temui dalam bentuk aturan tata tertib sekolah yang melarang peserta didik membawa smartphone ke lingkungan sekolah. Padahal dengan pengarahan dan pendampingan yang tepat oleh orang tua, pihak sekolah, dan utamanya guru, banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan gawai tersebut. Fokus tulisan ini ialah pemanfaatan smartpohone oleh guru dan peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris, kelaziman pemanfaatan yang paling sering kita temui ialah penggunaan fitur aplikasi penerjemah atau pemberdayaan dunia internet sebagai sumber belajar. Padahal sebetulnya masih banyak lagi manfaat lain yang dapat kita eksplorasi dari fitur-fitur yang disediakan oleh gawai smartphone untuk mengoptimalkan pembelajaran di dalam kelas Bahasa Inggris. Salah satunya ialah dengan penggunaan fitur kamera untuk membuat photo essay.
Mengapa menggunakan photo essay? Mengutip informasi yang termuat dalam website Teaching Tolerance (2019), photo essay menampilkan gambar-gambar kejadian suatu peristiwa tertentu. Tidak hanya memvisualisasikan isi peristiwa secara umum, media photo essay mengungkapkan emosi dan perasaan figur serta mood yang terdapat dalam gambar tersebut. Media ini cocok digunakan baik oleh guru maupun peserta didik dalam memaksimalkan pembelajaran recount teks untuk menceritakan pengalaman pribadi sehingga memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang cerita pengalaman yang disampaikan.
Guru menampilkan gambar yang memuat satu peristiwa secara runtut berdasarkan urutan kejadiannya. Hal tersebut membantu memberikan visualisasi tentang kejadian apa yang terjadi dalam tiap gambar. Dengan sedikit bumbu permainan oleh guru, dapat menciptakan permainan tebak-tebakan yang seru dan menyenangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memprediksi apa yang terjadi dan yang akan terjadi berdasarkan gambar yang ditampilkan. Aktifitas permainan di dalam kelas melatih critical thinking peserta didik dalam suasana yang menyenangkan. Selain itu, peserta didik juga berlatih untuk bercerita dalam bentuk lisan maupun tulisan berdasarkan gambar-gambar yang terdapat dalam media photo essay.
Sebagai tindak lanjut aktifitas peserta didik, guru memberi penugasan kepada peserta didik untuk berkreasi sendiri dengan kamera smartphone mereka masing-masing membuat slide photo essay yang nantinya dapat mereka tampilkan dan bagikan untuk teman-teman sekelasnya dalam kelas teks recount pada pertemuan selajutnya. Dalam hal ini tentunya butuh peran guru untuk memberikan petunjuk kegiatan penugasan yang tepat. Misalnya dengan memberikan fokus tema untuk dilakukan seperti “Refreshing setelah jam sekolah”, atau “Kegiatanku di hari minggu”. Foto pengalaman yang akan mereka kumpulkan ialah foto peristiwa yang berkaitan dengan tema tersebut.
Optimalisasi pembelajaran teks recount dengan media photo essay ialah satu dari sekian banyak potensi pemanfaatan fitur smartphone untuk mengoptimalkan pembelajaran. Masih banyak fitur lain yang bisa dieksplorasi oleh guru-guru untuk membantunya dalam pembelajaran, misalnya blended learning pemanfaatan media sosial dalam pembelajaran, atau menggunakan lagu untuk mengajarkan Bahasa Inggris. Semua tergantung dari kejelian guru dalam menggali potensi-potensi tersebut.
Referensi:
https://www.tolerance.org/classroom-resources/student-tasks/do-something/photo-essay-exhibit diakses pada 26 September 2019.
Integrasi pemanfaatan smartphone oleh peserta didik dalam dunia pendidikan ialah hal yang niscaya. Paradigma yang salah tentang penggunaan smartphone oleh anak-anak usia sekolah mengakibatkan pembatasan penggunaan gawai tersebut, biasanya akan kita temui dalam bentuk aturan tata tertib sekolah yang melarang peserta didik membawa smartphone ke lingkungan sekolah. Padahal dengan pengarahan dan pendampingan yang tepat oleh orang tua, pihak sekolah, dan utamanya guru, banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan gawai tersebut. Fokus tulisan ini ialah pemanfaatan smartpohone oleh guru dan peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris, kelaziman pemanfaatan yang paling sering kita temui ialah penggunaan fitur aplikasi penerjemah atau pemberdayaan dunia internet sebagai sumber belajar. Padahal sebetulnya masih banyak lagi manfaat lain yang dapat kita eksplorasi dari fitur-fitur yang disediakan oleh gawai smartphone untuk mengoptimalkan pembelajaran di dalam kelas Bahasa Inggris. Salah satunya ialah dengan penggunaan fitur kamera untuk membuat photo essay.
Photo Essay ialah media berupa slide kumpulan gambar yang memuat suatu kejadian tertentu dan bersifat kronik yang ditampilkan satu persatu secara runtun berdasarkan urutan waktu. Karakteristik photo essay cocok untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada materi recount text tentang pengalaman pribadi yang diajarkan pada kelas VIII di semester genap. Karakteristik recount text yang berupa narasi tentang pengalaman pribadi sangat cocok untuk diajarkan dengan menggunakan media tersebut.
Mengapa menggunakan photo essay? Mengutip informasi yang termuat dalam website Teaching Tolerance (2019), photo essay menampilkan gambar-gambar kejadian suatu peristiwa tertentu. Tidak hanya memvisualisasikan isi peristiwa secara umum, media photo essay mengungkapkan emosi dan perasaan figur serta mood yang terdapat dalam gambar tersebut. Media ini cocok digunakan baik oleh guru maupun peserta didik dalam memaksimalkan pembelajaran recount teks untuk menceritakan pengalaman pribadi sehingga memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang cerita pengalaman yang disampaikan.
Guru menampilkan gambar yang memuat satu peristiwa secara runtut berdasarkan urutan kejadiannya. Hal tersebut membantu memberikan visualisasi tentang kejadian apa yang terjadi dalam tiap gambar. Dengan sedikit bumbu permainan oleh guru, dapat menciptakan permainan tebak-tebakan yang seru dan menyenangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memprediksi apa yang terjadi dan yang akan terjadi berdasarkan gambar yang ditampilkan. Aktifitas permainan di dalam kelas melatih critical thinking peserta didik dalam suasana yang menyenangkan. Selain itu, peserta didik juga berlatih untuk bercerita dalam bentuk lisan maupun tulisan berdasarkan gambar-gambar yang terdapat dalam media photo essay.
Sebagai tindak lanjut aktifitas peserta didik, guru memberi penugasan kepada peserta didik untuk berkreasi sendiri dengan kamera smartphone mereka masing-masing membuat slide photo essay yang nantinya dapat mereka tampilkan dan bagikan untuk teman-teman sekelasnya dalam kelas teks recount pada pertemuan selajutnya. Dalam hal ini tentunya butuh peran guru untuk memberikan petunjuk kegiatan penugasan yang tepat. Misalnya dengan memberikan fokus tema untuk dilakukan seperti “Refreshing setelah jam sekolah”, atau “Kegiatanku di hari minggu”. Foto pengalaman yang akan mereka kumpulkan ialah foto peristiwa yang berkaitan dengan tema tersebut.
Optimalisasi pembelajaran teks recount dengan media photo essay ialah satu dari sekian banyak potensi pemanfaatan fitur smartphone untuk mengoptimalkan pembelajaran. Masih banyak fitur lain yang bisa dieksplorasi oleh guru-guru untuk membantunya dalam pembelajaran, misalnya blended learning pemanfaatan media sosial dalam pembelajaran, atau menggunakan lagu untuk mengajarkan Bahasa Inggris. Semua tergantung dari kejelian guru dalam menggali potensi-potensi tersebut.
Referensi:
https://www.tolerance.org/classroom-resources/student-tasks/do-something/photo-essay-exhibit diakses pada 26 September 2019.
Cara membuat paragraf yang menjorok (pengertian Photo essay) ke dalam gitu gimana?
ReplyDelete